Jumat, 23 Oktober 2015

Pemuda dan Fenomena Cabe-Cabean

A.   Definisi pemuda

Definisi yang pertama, Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional,WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.
Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan progresif.

B.   Fungsi Pemuda
Didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan.
Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan Negara. Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat.
Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan, memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-spiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum. Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan memperkuat wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, dan memberikan kemudahan akses informasi.
Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan politik dan demokratisasi, sumberdaya ekonomi, kepedulian terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, seni, dan budaya, kepedulian terhadap lingkungan hidup, pendidikan kewirausahaan, serta kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.
Peran penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa tahun 1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa Indonesia memasuki masa reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa pemuda selama ini mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa.
Dalam proses pembangunan bangsa, pemuda merupakan kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional. Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi pembangunan perlu ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan, kebangsaan, kebhinekaan, demokratis, keadilan, partisipatif, kebersamaan, kesetaraan, dan kemandirian.

C.   Fenomena Cabe-Cabean
Menjelang pergantian tahun, fenomena remaja alay dan jablay telah surut. Menyongsong 2014, remaja Indonesia kedatangan istilah baru, yaitu cabe-cabean yang diklaim punya banyak ciri yang menggelitik.
Kaum muda Indonesia memang ahli menciptakan istilah-istilah unik. Setelah populer dengan sebutan alay, jablay dan lebay, kini “spesies baru” gadis cabe-cabean diperkenalkan sebagai tren mutakhir. Tidak jelas siapa yang mulai mempopulerkannya. Istilah ini menyebar secara viral dan dikenal luas karena dianggap mencerminkan sejumlah remaja zaman sekarang.
Gadis cabe-cabean ditujukan untuk menggambarkan gadis belia usia belasan tahun yang memiliki kebiasaan khas. Pengaruh pergaulan bebas dan perkembangan teknologi membuatnya asyik dengan dunianya sendiri.
Cabe Cabean adalah fenomena baru, sebuah istilah bagi gadis / cewek belia yang masuk dalam kategori-kategori tertentu yang tren di kota-kota besar. Berikut 10 ciri cewek Cabe Cabean:
1. Gigi ‘Dipagar’
Cewek Cabe Cabean memakai ‘pagar’ gigi atau behel. Namun mereka lakukan itu bukan untuk kesehatan atau kebutuhan giginya, melainkan hanya sekadar gaya. Bahkan, pasangnya di ahli gigi bukan dokter gigi.
2. Pakai Make Up di Malam Minggu
Pakai make up umumnya jika mau kondangan atau ke mall. Namun cewek Cabe Cabean kerap berdandan ‘super menor’ tatkala hang out di malam minggu. Malah terkadang  model make up gadis cabe-cabean terkesan dipaksakan. Saking niatnya menggunakan makeup berlebih dan tidak jarang kulit muka berbeda dengan warna kutil leher dan badan.
3. Bonceng Bertiga atau Empat
Umumnya etika berboncengan menurut aturan lalu lintas maksimal dua orang. Tiga atau empat diperbolehkan dengan syarat misalkan membawa bayi atau anak kecil. Cewek Cabe Cabean lakukan ini bahkan hingga empat orang satu motor.
4. Gemar Kebut-kebutan
Cewek Cabe Cabean suka kebut-kebutan dengan memaerkan kakiknya. Namun sayangnya kaki mereka busikan. Gadis cabe-cabean, karena masih berusia tanggung kadang baru bisa mengendarai sepeda motor. Alih-alih membawa motor dengan hati-hati, mereka justru doyan ngebut dengan harapan dianggap keren oleh orang yang melihatnya.
Lucunya lagi, gadis cabe-cabean kerap kali melewati segerombolan pria nongkrong dengan memacu kencang motornya demi menarik perhatian.
5. Rok di atas Pusar
Cewek Cabe Cabean demen memakai style rok mini hingga di atas pusar. Hal itu dilakukan untuk menonjolkan payudaranya. Di sekolah aturan rok diberlakukan sepinggang.
6. ‘Maling Teriak Maling’
Ada istilah ‘Maling Teriak Maling’ yang merujuk pada orang yang tak akui perbuatannya dan melempar ke orang lain. Cewek Cabe Cabean juga demikian. Mereka teriaki cewek lain Cabe meski dirinya sendiri adalah Cabe.
7. High Heels di Pasar Malam
Dengan dress trendi plus pakai high heels, cewek Cabe Cabean seharusnya nongkrong di clubbing. Namun mereka malah habiskan malam minggu di pasar malam.
8. Hang Out di Fly Over
Selain pasar malam cewek Cabe Cabean juga habiskan Sabtu malam di fly over. Nah loh mau pacaran atau bunuh diri?
9. Menipu Diri Sendiri
Umumnya cewek Cabe Cabean tunjukkan foto ke target pedekate dengan tampilan yang menipu. Nampak cute, cantik, imut namun setelah kopdar atau ketemuan berbeda dengan aslinya. Mereka juga berikan efek kamera di foto yang dikirimkan.
10. Naik Motor, Celana Pendek, dan Baju Ketat
Itulah ciri mutlak cewek Cabe Cabean. Plus jika berboncengan tiga hingga empat sudah pasti mereka adalah 100% cewek Cabe Cabean. Biasanya sambil berboncengan mereka main HP atau cekikikan ketawa ketiwi.
11. Berponi
Mungkin biar keliatan lebih unyu-unyu cute-cute kali yaa hihi..
12. Blackberry
Blackberry adalah ciri lain gadis cabe-cabean. Smartphone ini justru jadi andalan gadis cabe-cabean. Blackberry dipakai untuk gaya dan sekedar update status BBM tanpa memahami apa kegunaan asli Blackberry.
13. Kegiatan wajib hari ini: update statusKegiatan wajib yang tidak boleh terlewat dari gadis cabe-cabean adalah update status di media sosial dan instant messaging. Biasanya mereka akan mengupdate setiap kegiatan dan interaksi yang terjadi disekitar mereka.
Bahkan biasanya memberi kabar yang penting seakan banyak orang yang peduli. Belum lagi pemakaian kata-kata yang berlebihan dengan susunan huruf angka dicampur. Tak hanya update status, mereka juga kerap memposting foto dengan gaya yang aneh dan keren menurut cabe-cabean.
Malam hari Anda akan menemui banyak status galau bertebaran di media sosial. Kadang mereka akan mem-posting banyak kata bijak dan me-retweet banyak kata-kata bijak di Twitter
Penyebab adanya Gadis Cabe-cabean
Banyak faktor yang menyebabkan fenomena ini muncul. Setidaknya ada tiga faktor utama yang memiliki andil khusus.
Pertama, faktor media. Tak dapat dipungkiri, tayangan di televisi tidak banyak memberikan tuntunan yang mendidik dan membangun. Khususnya pada segmen remaja. Gaya hidup yang diperlihatkan dalam sinetron-sinetron atau drama-drama impor sedikit banyak mempengaruhi remaja kita untuk menirunya. Lihat saja bagaimana cara berpakaian dan gaya hidup mereka dijiplak habis oleh remaja putri dalam komunitas cabe-cabean ini.
Kedua adalah faktor keluarga, dalam hal ini adalah orang tua. Pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak tidak boleh lepas begitu saja. Kebutuhan seorang anak tidak hanya sekedar materi namun juga kasih sayang dan perhatian. Salah satu mengapa fenomena ini muncul adalah banyaknya remaja-remaja broken home yang mencari pelampiasan dengan cara-cara negatif.
Ketiga, faktor lingkungan. Lingkungan terdekat dari remaja adalah sekolah dan teman-teman bergaulnya.
Kita semua sepakat bahwa fenomena ini perlu mendapatkan perhatian. Tak ada yang menginginkan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang hidupnya sia-sia. Di sisi lain masa remaja menyimpan potensi yang sangat besar untuk pembentukkan karakter di usia dewasa. Banyak peran yang bisa kita lakukan dan kita bisa mulai bergerak dari sekarang.
Pertama, peran keluarga. Dari keluargalah penanaman nilai-nilai agama dimulai. Anak-anak disadarkan bahwa dia diciptakan di dunia ini dengan tujuan khusus, yakni taqwa. Orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya.
Kedua, lingkungan. Masyarakat perlu ikut andil dalam menjaga lingkungan sekitarnya dari hal-hal semacam ini. Sikap individualis dan apatis harus dibuang jauh. Tindakkan amar ma’ruf nahyi mungkar tak boleh disepelekan. Ketiga, peran negara. Perlu ada regulasi atau kebijakan yang menjaga remaja kita. Dari mulai siaran media, lingkungan, pendidikan, dsb. Jangan sampai kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut.
Kita pun harus menyadari bahwa masalah ini adalah efek domino dari sistem kapitalisme yang diterapkan. Persoalan ekonomi, politik, hukum, pendidikan, sosial, semuanya adalah mata rantai yang saling berkaitan. Karena itu upaya jangka panjang yang tak boleh terlupakan adalah mengganti sistem yang ada dengan sistem yang lebih baik.

D.  Kesimpulan
Pemuda adalah sosok penerus bangsa, jika pemuda sekarang telah melakukan kerusakan pada dirinya sendiri seperti cabe-cabean diatas, bagaimana calon penerus bangsa dapat membawa bangsanya kearah yang benar. Untuk itu peran lingkungan dan keluarga pun berpengaruh besar terhadap perubahan sifat anak. Agar anak-anak yang akan menjadi para pemuda penerus bangsa dapat membawa dirinya dan bangsanya kearah yang benar.
sumber:
http://sekohardyan.blogspot.co.id/2015/10/pemuda-dan-fenomena-cabe-cabean.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar